Tambo merupakan kisah yang meriwayatkan tentang asal usul dan kejadian masa lalu yang terjadi. Tambo bukanlah catatan sejarah yang harus dibuktikan dengan fakta-fakta yang akurat dan secara metode ilmiah, tahun kejadian serta siapakah yang melakukan penemuan. Namun bila dikaitkan dengan suatu bukti keberadaan, maka sebagian bukti itu ada dan nyata. Tambo tidak memerlukan sistematika tertentu dalam penulisan, sebagaimana halnya sejarah.
Cara mengisahkannya disesuaikan
dengan keperluan dan keadaan setempat. Substansi yang terkandung didalam Tambo
boleh jadi Benar Seluruhnya, Benar Sebagian, atau bahkan Tidak Benar Sama
Sekali. Karena Tambo bukanlah Tulisan Karya Ilmiah, hal ini dapat dimaklumi.
Namun Tambo dapat berfungsi sebagai Kearifan Lokal yang mempunyai nilai
historis, budaya, norma, adat istiadat dan bahkan seni. Kebenaran atau Tidak
dari isi substansi sebuah Tambo, tergantung kita yang menyikapinya, dan dari
sisi perspektif mana kita melihat dan menilai.
Tambo Alam Kerinci penulis sadur dari
beberapa sumber dan referensi, Tutur Sebuah Tambo Tidak Menjamin/ Pasti Data
dan Fakta yang ditulis adalah Akurat semuanya, karena belum semua fakta dan
data dibuktikan secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Namun
bagaimanapun juga TAMBO tetap menjadi warisan budaya Lokal yang mempunyai nilai
historis yang tinggi nilainya ditengah masyarakat yang memegang teguh Adat
istiadat.
Tutur Tambo Alam Kerinci penulis
dapatkan dari saduran berbagai sumber, kadangkala dalam satu buah tambo
terdapat lebih dari satu versi, yang masing-masing versi tambo berbeda satu
sama lain, menurut penulis itu merupakan pengaruh dari sisi pengarang
tambonya.
Tambo Alam Kerinci
(Versi 1)
Menurut TAMBO, seorang tokoh yang
bernama Iskandar Zulkarnain (Sultan Syamsun Sekendak) mempunyai istri yang
bernama Zailun, menegakkan gedung di atas Bukit Qaf dan mempunyai 3 orang anak,
yang merupakan asal dari Rajo Nan Tigo Silo, yaitu :
- Maharajo Alif (Sultan Muhammad Alif), memerintah di negeri RUM (Romawi).
- Maharajo Dipang (Sultan Muhammad Dipang/ Depan/ Jipang) memerintah di negeri China/Jepang.
- Maharajo Dirajo (Sultan Muhammad Bungsu) memerintah di Minangkabau / Pagaruyung.
Tersebutlah bahwa Sultan Maha Raja
Bungsu (Maharajo Dirajo) mempunyai 8 (delapan) orang anak :
- Sultan Sri Maharaja, menunggu negeri Tiku-Pariaman. Melompat ke Natal lalu ke Sajak, itu sebabnya Raja Natal mendapat besar ialah dari Raja Tiku-Pariaman.
- Sultan Maharaja Besar Bergombang Putih, menunggu negeri Sungai Tarok. Melompat ke Bandar Sepuluh Pusat Jalo Kembang Lakitan, itu sebabnya Raja Bandar Sepuluh mendapat besar ialah dari Raja Sungai Tarok.
- Sultan Sri Pangkat, menunggu negeri Aceh. Melompat ke Tapak Han Batu Baru / patah alon ombilin batubaro, itu sebabnya Raja Tapak Han Batu Baru mendapat besar ialah dari Raja Negeri Aceh.
- Sri Kali, menunggu negeri Indragiri. Melompat ke Kuantan lalu ke Pangkalan / Pagar Alam, itu sebabnya raja Kuantan mendapat besar ialah dari Raja Indragiri.
- Makyin Batu, menunggu negeri Banten Betawi. Melompat ke Jawa Gersik, itu sebabnya Raja Jawa Gersik mendapat besar ialah dari Raja Banten Betawi.
- Sultan Muhammad Syah, menunggu negeri Indrapura. Melompat ke Muko-muko Teluk Air Hitam, ambil sakila Air Bangis, lapeh ke Lubuk Tumaouo, lapeh kasulak durian runtuh, lamo 60, lalu ke Lubuk Pisau-pisau di bawah kayu meradang merinai daun, lalu masuk ke Luak Enam Puluh, itu sebabnya Raja Muko-Muko mendapat besar ialah dari Raja Indrapura.
- Sultan Indah Rahim, menunggu negeri Palembang. Melompat ke Bugis / Lapeh Kabigih lalu ke Musi lalu ke Ugam Kelam Mata lalu ke Serintik Hujan Panas, itu sebabnya Raja Bugis mendapat besar dari Raja Palembang.
- Sultan Bagindo Tuah / Bagindo Tuo, menunggu negeri Jambi. Melompat ke Batang Hari muko di mudik Teluk Air Dingin, di kanan Rangas Bajalu di kiri Tanjung Simalindu, lepas ke Serampeh-Sungai Tenang lalu ke Kerinci Rendah Kerinci Tinggi, itu sebabnya Raja Batanghari mendapat besar ialah dari Raja Jambi.
Tersebutlah seorang yang bernama
Indarjati beristrikan Indi Jelatah melahirkan 2 orang anak, yaitu :
1. Perpatih nan Sebatang Tinggal di
Pariangan Padang Panjang.
2. Indarbayo ikut ke luhak Alam
Kerinci.
Indarjati dan anaknya Indarbayo
merantau ke Alam Kerinci sedangkan Perpatih nan Sebatang tidak ikut serta.
Kemudian di persiapkan alat untuk berangkat, yaitu : payung nan sekaki, tombak
nan sebuah, keris nan sebilah, dan kambing nan seekor.
Dalam perjalanan menuju Luhak Alam
Kerinci, medan tempuh sangat sulit, setelah bermunajat kepada TUHAN, Allah
menurunkan petunjuk dengan menerbangkan daun sintuh dengan berlabuh di Gunung
Jelatang (Hiang Tinggi) sekarang.
Tahun berlalu musim berganti,
Indarjati dan istrinya mendapatkan keturunan 3 orang lagi, yaitu :
- Indar Tunggal atau Indar Bersusu Tunggal, inilah yang biasa disebut “ Nenek Bersusu Tunggal " di Gunung Jelatang Pariangan Tinggi.
- Indar nan Beterawang Lidah tinggal di Gunung Jelatang Pariangan Tinggi.
- Indi Maryam merantau ke Negeri Sembilan Malaysia.
Indar Bersusu Tunggal menikah dengan
dengan Samiah. Dari pernikahan ini ia memperoleh anak:
1. Puti Dayang Indah tinggal di
gunung Jelatang Pariangan Tinggi, Koto Jelatang Hiang Tinggi.
2. Puti Dayang Ramayah tinggal di
Kemantan.
3. Puti (putri) Dayang Rawani di
Talang Jeddah Jambi.
Kemudian Puti Dayang Indah melahirkan
5 orang anak,yang sampai saat ini disebut dengan NENEK LIMO HIANG TINGGI-HIANG
KARYA, yaitu :
1. Dari Indah
2. Dari Setu
3. Indi Cincin
4. Mipin
5. Mas jamain
Puti Dayang Ramayah melahirkan anak
satu orang , yaitu : Si Bungo Alam.
Puti dayang Rawani menikah dengan
seorang laki-laki asal Jawa Mataram yaitu Diwan Abdul Rahman, melahirkan keturunan
bertempat tinggal di jambi, yaitu :
1. Karban
2. Kartan
3. Kalipan
Lalu Puti dayang Rawani dan suaminya
pergi ke Jawa Mataram dan melahirkan 3 orang anak yaitu :
1. Nahkudo Belang
2. Nahkudo Kumbang
3. Gajah Mada
(Tertulis di aur Kuning berbahasa
Jawa Kuno yang masih disimpan di rumah gedang nenek limo Hiang Tinggi- Hiang
Karya)
Dari Indah melahirkan pula :
1. Incik
Permato Mendiami Koto Pandan Sungai Penuh.
2. Intan
Permato Mendiami Pulau Sangkar.
3. Lilo
Permato Mendiami Muara Kerinci Sandaran Agung (Sanggaran Agung).
Dari Setu melahirkan keturunan tiga
orang, Yaitu :
1. Pajinak
mendiami latih Koto Limau Sering.
2. Ungguk
Mendiami Koto Beringin Rawang.
3. Mangku
Agung Mendiami Tebat Tinggi/ Sungai Tutung.
Indi Cincin melahirkan keturunan :
1. Si
Jaburiyah (Ambai)
2. Si
Jaburino (Betung Kuning)
Mipin melahirkan satu orang yaitu
Siti Padan (Koto Baru Hiang)
Mas Jamain beruami dengan Sutan
Maalim Hidayah asal Pagaruyung melahirkan keturunan :
1. Serujan
Angin (Temiai)
2. Tiang
Bungkuk (Hulubalang Temiai)
Dituturkan pula bahwa Indarjati yang
gaib tiada kembali dalam persemediannya.
Indar Bersusu Tunggal bergelar Depati
Batu Hampar. Setelah melihat kehilir kemudik air laut belah surut, maka
dipecahlah dan dibagilah pembagian wilayah untuk menunggu negeri, yang dibagi
masing-masing :
- Incik Permato menunggu Latih Koto Pandan, Pondok Tinggi
- Pajinak menunggu Koto Limau Sering Sungai Penuh
- Ungguk menunggu Latih Koto Beringin Rawang
- Mangku Agung menunggu Tebat tinggi, Sungai Tutung
- Si Bungo Alam Menunggu Talang Banio Kemantan
- Puti Dayang Ramayah menunggu Kemantan Darat
Dari pembagian inilah yang disebut
Latih Yang Enam Luhak Alam Kerinci. Sementara itu di sebelah hilir, Serujan
Angin menunggu Temiai yang mewarisinya Depati Muaro Langkap. Lilo Permato
menunggu Pulau Sangkar yang mewarisinya Depati Rencong Telang. Intan Permato
menunggu Sanggaran Agung dan Pengasi yang mewarisinya Depati Biang Sari.
Kemudian Indar bersusu Tunggal
diangkat pula Sultan Maalim Hidayah menjadi Depati Atur Bumi. Ini disebut
Depati 4 Alam Kerinci, yaitu :
- Depati Atur Bumi di Hiang/Depati Batu Hampar
- Depati Biang sari di Pengasi
- Depati Rencong Telang Di pulau sangkar
- Depati Muaro Langkap di Temiai
Ini disebut 4 diateh (Kerinci Tinggi)
,kemudian didirikan pula Kerinci Rendah (3 di baruh),yaitu:
1. Karban mewarisi Depati Setio Rajo
di Nalo Tantan, Bangko
2. Kartan mewarisi Depati Setio Nyato
di Perentak - Sungai Manau
3. Kalipan mewarisi Depati Setio
Betui di Limbur Tanah Tumbuh
Si Bungo Alam melahirkan tiga orang
anak, yaitu :
1. Cik Kerah (Kemantan)
2. Cik Kudo (Kemantan)
3. Si Jago-jago Hulubalang Rajo
Siulak
Datang pula dari Jambi Bandaro Putih
sebutan Pangeran Temenggung dengan membawa kain kehormatan di berikan kepada
Depati Muaro Langkap di Temiai, Depati Rencong Telang di Pulau Sangkar, Depati
Biang Sari di Pengasi dan Depati Atur Bumi di Hiang.
Oleh Depati Atur Bumi di bagi pula
kain kebesaran olehnya dengan delapan bahagian, yaitu :
1. Rawang
Mudik : Depati Cayo Negeri
2. Rawang
Hilir : Depati Mudo Manggalo Batarawang Lidah
3. Tanah
Kampung : Depati Kepalo Ino
4. Semurup/Siulak
: Depati Kepalo Sembah
5. Koto
Tuo/Sekungkung : Depati Kuning/ Depati Tujuh
6. Penawar
: Depati Penawar/Depati Mudo Terawang Lidah
7. Seleman
: Depati Tarah Bumi/Depati Serah Bumi Sirahmato
8. Hiang
: Depati Atur Bayo
INI DISEBUT NEGERI DELAPAN HELAI KAIN
yang berpusat di Hiang, dan Hamparan Rawang sebagai Tempat Pertemuan/ Tempat
Berunding (Mendapo Rawang). Di dalam Pepatah Adat, dikenal dengan istilah :
Tiga Dihilir, Empat
dengan Tanah Rawang
Tiga DiMudik, Empat
dengan Tanah Rawang
Sungai Penuh mendapatkan kain nunggal
satu helai dengan gelar : PUGAWE RAJO PUGAWE JENANG. Sungai Penuh dikenal juga dengan
sebutan : SULUH BINDANG (suluh terang) ALAM KERINCI/ Suluh Bidang Depati IV
Delapan Helai Kain, karena menjadi pusat dakwah ISLAM ketika itu, salah seorang
Kiyai/pendakwah yang dikenal adalah : SIAK LENGIS.
Daerah Sungai Penuh, Pondok Tinggi,
Dusun Baru dipegang oleh : Depati Nan Bertujuh Permenti Nan Sepuluh Pemangku
Nan Berdua, Ngabi Teh Santio Bawo.
Adapun Pusako Pugawe Rajo Pugawe
Jenang ialah Tombak Belang Berjanggut Jinggi.
Adapun Pusako Depati Delapan Helai
Kain adalah Tanduk Kijang Berjipang Tujuh. Pusako-pusako tersebut terletak di
Sanggaran Agung. Kenapa diletakkan di Sanggaran Agung ?.. sebab disitulah TANAH
BADIPAN, GEDUNG YANG SATU, BALAI BERGUNJUNG DUA.
Ada beberapa peninggalan pusaka,
diantaranya keris SAMAPI yang kini dinyatakan hilang, sedang tombak dan gading
gajah masih tersimpan.
Semua Pusako ini tersimpan di rumah
pusako Depati Atur Bumi yang hanya di turunkan secara sakral bila ada kenduri
sko. Empat diatas (Kerinci Tinggi) meliputi daerah kerinci yang pemerintahannya
diselenggarakan oleh 4 Depati (Depati 4 Alam Kerinci), yaitu :
- Depati Muaro Langkap di Temiai (apo sebab bergelar Muara Langkap, karena beliau yang Melengkap Kato Rajo - Kato Jenang)
- Depati Rencong Telang di Pulau Sangkar (apo sebab bergelar Rencong Telang, karena beliau yang Menelan Kato Rajo - Kato Jenang)
- Depati Biang Sari di Pengasi (apo sebab bergelar Biang Sari, karena beliau yang Menyeri Kato Rajo - Kato Jenang)
- Depati Depati Batu Hampar/ Depati Atur Bumi di Hiang, Wilayahnya Meliputi Tanah Sebelah Barat Laut Dan Tenggara Danau Kerinci Sampai Gunung Kerinci (apo sebab bergelar Batu Hampar, karena beliau yang Menyapo Kato Rajo - Kato Jenang)
Tiga di baruh (Kerinci Rendah) yaitu
:
Depati Setio Rajo di Nalo Tantan,
Bangko
Depati Setio Nyato di Perentak,
Sungai Manau
Depati Setio Betui di Tanah Tumbuh
- See more at: http://atljambi.blogspot.com/2012/08/tambo-sakti-alam-kerinci-versi-i.html#sthash.RkEv8VqM.dpuf
http://atljambi.blogspot.com/2012/08/tambo-sakti-alam-kerinci-versi-i.html
Dari sultan salapan tiba² muncul indarjati. Critanya gimana ni min..😁🙏
BalasHapusDari sultan salapan tiba² muncul indarjati. Critanya gimana ni min..😁🙏
BalasHapusHow to make money in online betting for real money
BalasHapusWhen you're done with playing real money casino games on the internet, septcasino you'll have no 메리트 카지노 쿠폰 trouble with online งานออนไลน์ gambling or betting. If you're looking for