Menurut
informasi yang diperoleh Tommy Muchsin Babab, Peranap,
Indragiri Hulu, Suku Kampung Tongah, yang ada di Kenegerian Peranap,
Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu terdiri dari :
1.
Suku Kampung Tongah dari Siak.
2.
Suku Kampung Tongah dari Tanah Datar Pagaruyung.
3.
Suku Kampung Tongah dari Batanghari Jambi.
Suku Kampung Tongah yang dari Siak. Penerusnya saat ini adalah: Bpk. Bahtiar Ismail, Bpk. Sudirman, Bpk. Said. Nenek moyang mereka adalah yang mula- mula menjadi Imam dan pegawai syara’ di sini. Sehingga terkenal dengan sebutan Imam siak atau Orang Siak.
Suku
Kampung Tongah yang dari Tanah Datar Pagaruyung, saat ini diwarisi oleh Bpk. Amir
Husin, Bpk. Sudirman Kades, Bpk. Effendi (imbut). Menurut keterangan nara
sumber saya, mereka inilah yang mula-mula mendiami kepenghuluan Peranap ini.
Bapak dari nenek moyang mereka yang awal datang dari luhak Tanah Datar
Pagaruyung dan oleh orang kampungnya diberi Gelar Datuk INDOGIRI (Indragiri) karena beliau pindah dari kerajaan Pagaruyung dan menetap
di Kerajaan Indragiri. Ini sesuai pula dengan sejarah Kerajaan Indragiri yang menyebutkan pula tentang adanya sekelompok orang
dibawah pimpinan Datuk parpatih nan sabatang dan Datuk Katumanggungan yang
menghiliri sungai kuantan dari Pagaruyung ke Indragiri dan dihadiahi Tanah
peladangan oleh Raja Indragiri di daerah Petalangan sehingga mereka
dikenal pula dengan sebutan Talang Mamak.
Suku Kampung Tongah dari Batang Hari Jambi diantaranya H. Husin Abbas, Bpk. Nawir, Bpk. Kulis, Bangcik Ijul, Unas Guru, H. Apis. Menurut keterangan pula nenek moyang mereka sengaja dijemput ke Batang hari guna membunuh Ghajo Dubalang yang meresahkan penduduk lainnya.
Suku Kampung Tongah dari Batang Hari Jambi diantaranya H. Husin Abbas, Bpk. Nawir, Bpk. Kulis, Bangcik Ijul, Unas Guru, H. Apis. Menurut keterangan pula nenek moyang mereka sengaja dijemput ke Batang hari guna membunuh Ghajo Dubalang yang meresahkan penduduk lainnya.
Datuk
Dubalang berperangai kasar dan egois, sehingga ada pameo “ Bak Ghajo Dubalang :
Utang dak omo mambayigh, piutang nak di tghimo”. Sebagai penghargaan kepada
mereka di nobatkan gelar adat yang tak lapuk dek hujan dan tak lekang dek paneh
yakni :
1.
Yang tertua di beri gelar Donang Lelo dan mendapat tanah hunian di daerah
Pematang.
2. Yang nomor dua diberi gelar Lelo Di Ghajo dan mendapat tanah hunian di daerah Selunak serta Baturijal Hilir sekarang.
2. Yang nomor dua diberi gelar Lelo Di Ghajo dan mendapat tanah hunian di daerah Selunak serta Baturijal Hilir sekarang.
3.
Yang nomor tiga mendapat gelar Ghajo mangkuto serta tanah hunian di
Baturijal Hulu.
Dimana
posisi Solo Anso? Ternyata Datuk Solo Anso lah yang menyuruh menjemput
mereka ke Batang Hari karena ketiga orang tersebut masih saudara Datuk Solo
Anso dan Datuk Solo Anso sudah tahu akan kehebatan dan Kemangkusan
ilmu tiga saudaranya tersebut. Untuk itu beliau mengirim utusan untuk menjemput
ketiga datuk tersebut guna mengatasi gejolak di dalam kenegerian.
http://indragiri.blogspot.com/2009/07/asal-usul-suku-kampung-tonga-peranap.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar