Senin, 21 Desember 2015

BAGIAN YANG PERTAMA (Soetan Seri Alam)

Menyatakan raja yang mula-mula memerintah dalam Luhak Rokan ini, serta dengan rakyat yang bersama dengan raja itu, yaitu bergelar Soetan Seri Alam.
Alkisah maka tersebutlah perkataan perihal dari mulanya perjalanan Soetan Seri Alam akan masuk kedalam Luhak Rokan IV Koto ini.
Maka adalah suatu masa yang tersebut diatas, maka Soetan Seri Alam pun bermohon kepada ayahnya, keluar dari Koto Benio Tinggi beserta dengan kawan-kawan yang 30 kelamin itu dengan menelusuri sungai ialah menghilirkan Sungai Soempoe (Sungai Rokan sekarang) dengan memakai beberapa rakit dan perahu kulit kayu.
Kemudian dalam beberapa hari Soetan Seri Alam berjalan menghilirkan Sungai Soempoe, maka tibalah pada suatu tempat pada Soempoe ini, suatu tempat kejahatan yang amat jahat, sehingga tiada boleh dilalui rakit dan perahu itu, sebab disitu airnya terlalu terjun.
Maka pada ketika itu Soetan Seri Alam serta kawan-kawannya lalu berhenti disana serta membuat pondok dan bangsal pada tepi sungai itu.
Maka pada waktu malam hari, maka segala kawan-kawan Soetan Seri Alam lalu membuat api besar, sebab akan menerangi dan menjaga rajanya itu, maka tiap-tiap malam demikianlah diperbuat oleh kawan-kawan dan pengiringnya itu. Jadi pada waktu malam hari benderanglah cahaya api tiu, sampai pada suatu bukit yang sebelah raja itu bermalam, serta kelihatan segala batu-batu yang pada bukit itu, yaitu Batoe Bandang (Batu Bandang) yang sekarang.
Sahdan kemudian dari pada itu itu tiada berapa lamanya, maka Soetan Seri Alam dengan segala pengiringnya lalu berjalanlah pula menghilirkan Soengai Soempoe buat melihat tempat mana-mana yang baik akan dibuat kampung dan lading. Maka dalam perjalanan Soetan Seri Alam itu, beberapa hari lamanya maka tibalah pada suatu tempat tanah yang lebar dan datar, dan ada pula suatu tempat tanah tinggi dari sekelilingnya itu. Maka Soetan Seri Alam dengan segala pengiringnya berhenti pula disana, yaitu pada tempat Teloek Sembahjang (Teluk Sembahyang) yang sekarang. Dalam hal yang demikian maka Soetan Seri Alam lalu membuat kampung pada tempat tanah yang tertinggi itu serta berladang-ladang. Maka dengan takdir Allah Subhanahu wataala, mereka itupun mendapat padi lebih dari cukupnya makan. Oleh sebab itu mufakatlah Soetan Seri Alam dengan segala pengiringnya, bahasa hendak membuat kampung dan negeri pada tempat itu. Sehabis putus mufakat Soetan Seri Alam dengan segala pengiringnya, maka teruslah tetap ianya memperbuat kampung dan negeri pada tempat itu. Maka dinamakanlah kampung itu kampung Koto Sembahjang Tinggi. Maka pada waktu didirikanlah oleh Soetan Seri Alam seorang orang besar bergelar Datoek Nan Setia. Letaknya kampung itu ialah sebelah mudik Sungai Pusu sekarang.
Sahdan dalam masa Soetan Seri Alam duduk berkampung dan berladang di Koto Sembahjang Tinggi maka orang-orangpun banyaklah yang dating dari lain-lain negeri serta berdiam juga di Koto Sembahjang Tinggi, diperintahkan oleh Soetan Seri Alam dengan makanan yang cukup, buat keadaan pada masa itu. Dalam hal yang demikian itu, maka Soetan Seri Alam pun telah mengadakan sorang putra laki-laki. Maka lama kelamaan Soetan Seri Alam memerintah di Koto Sembahjang Tinggi, maka anaknya itupun besarlah. Sepanjang kabarnya itu telah berumur 25 tahun. Maka Soetan Seri Alam pun terus mangkatlah meninggalkan dunia. Adapun sepanjang kabarnya Soetan Seri Alam memerintah di Koto Sembahjang Tinggi adalah kira-kira 41 tahun, maka iapun terus mangkat. Demikianlah halnya pada zaman raja yang mula-mula di Luhak Rokan yaitu di Koto Sembahjang Tinggi.

Sumber: https://ajiramiazawa.wordpress.com/2011/02/21/bagian-yang-pertama-soetan-seri-alam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar