Menyatakan raja yang mula-mula
memerintah dalam Luhak Rokan ini, serta dengan rakyat yang bersama dengan raja
itu, yaitu bergelar Soetan Seri Alam.
Alkisah maka tersebutlah
perkataan perihal dari mulanya perjalanan Soetan Seri Alam akan masuk kedalam
Luhak Rokan IV Koto ini.
Maka adalah suatu masa yang tersebut
diatas, maka Soetan Seri Alam pun bermohon kepada ayahnya, keluar dari Koto Benio Tinggi
beserta dengan kawan-kawan yang 30 kelamin itu dengan menelusuri sungai ialah
menghilirkan Sungai Soempoe (Sungai Rokan sekarang)
dengan memakai beberapa rakit dan
perahu kulit kayu.
Kemudian dalam beberapa hari Soetan
Seri Alam berjalan menghilirkan Sungai Soempoe, maka tibalah pada suatu tempat
pada Soempoe ini, suatu tempat kejahatan yang amat jahat, sehingga tiada boleh
dilalui rakit dan perahu itu, sebab disitu airnya terlalu terjun.
Maka pada ketika itu Soetan Seri
Alam serta kawan-kawannya lalu berhenti disana serta membuat pondok dan bangsal
pada tepi sungai itu.
Maka pada waktu malam hari, maka
segala kawan-kawan Soetan Seri Alam lalu membuat api besar, sebab akan
menerangi dan menjaga rajanya itu, maka tiap-tiap malam demikianlah diperbuat
oleh kawan-kawan dan pengiringnya itu. Jadi pada waktu malam hari benderanglah
cahaya api tiu, sampai pada suatu bukit yang sebelah raja itu bermalam, serta
kelihatan segala batu-batu yang pada bukit itu, yaitu Batoe Bandang
(Batu Bandang) yang sekarang.
Sahdan kemudian dari pada itu
itu tiada berapa lamanya, maka Soetan Seri Alam dengan segala pengiringnya lalu
berjalanlah pula menghilirkan Soengai Soempoe buat melihat tempat mana-mana
yang baik akan dibuat kampung dan lading. Maka dalam perjalanan Soetan Seri Alam
itu, beberapa hari lamanya maka tibalah pada suatu tempat tanah yang lebar dan
datar, dan ada pula suatu tempat tanah tinggi dari sekelilingnya itu. Maka
Soetan Seri Alam dengan segala pengiringnya berhenti pula disana, yaitu pada
tempat Teloek Sembahjang (Teluk Sembahyang) yang sekarang.
Dalam hal yang demikian maka Soetan Seri Alam lalu membuat kampung pada tempat
tanah yang tertinggi itu serta berladang-ladang. Maka dengan takdir Allah Subhanahu
wataala, mereka itupun mendapat padi lebih dari cukupnya makan. Oleh sebab itu
mufakatlah Soetan Seri Alam dengan segala pengiringnya, bahasa hendak membuat
kampung dan negeri pada tempat itu. Sehabis putus mufakat Soetan Seri Alam
dengan segala pengiringnya, maka teruslah tetap ianya memperbuat kampung dan
negeri pada tempat itu. Maka dinamakanlah kampung itu kampung Koto
Sembahjang Tinggi. Maka pada waktu didirikanlah oleh Soetan Seri Alam
seorang orang besar bergelar Datoek Nan Setia. Letaknya
kampung itu ialah sebelah mudik Sungai Pusu sekarang.
Sahdan dalam masa Soetan Seri
Alam duduk berkampung dan berladang di Koto Sembahjang Tinggi maka orang-orangpun
banyaklah yang dating dari lain-lain negeri serta berdiam juga di Koto
Sembahjang Tinggi, diperintahkan oleh Soetan Seri Alam dengan makanan yang
cukup, buat keadaan pada masa itu. Dalam hal yang demikian itu, maka Soetan
Seri Alam pun telah mengadakan sorang putra laki-laki. Maka lama kelamaan
Soetan Seri Alam memerintah di Koto Sembahjang Tinggi, maka anaknya itupun
besarlah. Sepanjang kabarnya itu telah berumur 25 tahun. Maka Soetan Seri Alam
pun terus mangkatlah meninggalkan dunia. Adapun sepanjang kabarnya Soetan Seri
Alam memerintah di Koto Sembahjang Tinggi adalah kira-kira 41 tahun, maka iapun
terus mangkat. Demikianlah halnya pada zaman raja yang mula-mula di Luhak Rokan
yaitu di Koto Sembahjang Tinggi.
Sumber:
https://ajiramiazawa.wordpress.com/2011/02/21/bagian-yang-pertama-soetan-seri-alam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar