Asal usul Kampung Pemandang ini
disalin kembali berdasarkan Salinan Buku Curai
Paparan dari Foto Copy tulisan tangan dari Yang Dipertuan Sakti Ibrahim (Raja
Rokan yang terakhir) yang memerintah selama 39 Tahun yaitu antara tahun
1903-1942, yang ditulis oleh beliau sendiri dan dibantu
oleh Sekretaris Kerajaan pada tahun 1921, dan salinan ini dari awal sampai
tamat ditulis dalam ejaan lama yang belum disempurnakan, yaitu dengan
mengggunakan ejaan latin yang dipakai pada Zaman Belanda.
Tulisan ini disalin kembali oleh
FACHRIE ABD MALIK sebagai Bahagian Urusan Sosial Politik Kantor Camat
Rokan IV Koto pada tanggal 25 Nopember 1991.
Untuk memudahkan membaca dan mudah
dimengerti, sengaja ditulis dalam ejaan yang disempurnakan (EYD). Akan
tetapi kalimat yang digunakan tetap asli. Mudah-mudahan ada manfaatnya bagi
semua pihak yang memerlukannya dikemudian hari.
Maka tersebutlah pula perihal Kampung Pemandang.
Adalah dahulunya satu kaum orang laki-laki dan perempuan dari KAJAI RAO,
masuk ke Luhak Rokan, menepat ke Kampung Sungai Kijang. Kemudian setelah tiga
tahun ia tinggal di kampung Sungai
Kijang, mereka itupun lalulah ke sebelah IV Koto di Bukit sekarang, yaitu pada
suatu sungai yang sedikit besar pada hilir Sungai Pakis yang tersebut dahulu.
Sesampai disitu mereka itupun mencari tanah akan dibuat kampung, hampiran
sungai yang tersebut.
Pada ketika itu segala mereka itupun
naiklah pada suatu bukit yang tinggi, lalu memandang kiri dan kanan, buat
melihat tanah yang akan tempat kampungnya. Maka terlihat oleh mereka itu suatu
tanah yang sedikit datar hampir tepi sungai dibawah bukit itu sebab itulah
dinamakan orang sungai itu sungai Pemandang.
Kira-kira dua tahun lamanya mereka
itu tinggal berladang disitu, maka hilirlah orang Pakis yang tersebut ke Ujung
Batu akan memintah Tanah dan Soko yang telah diceritakan diatas ini (Sebelum
Kampung Pemandang, sudah ada terbentuk Kampung Pakis). Setelah sampai ke Ujung
Batu, Yang Dipertuan Besar-pun mengangkat kepala dari orang Pemandang tadi yang
bergerlar Bendahara Raja. Maka adalah
waktunya yaitu sewaktu dengan waktu mengangkat Bedahara Muda Pakis tadi. Adapun
kerbau yang dipersembahkan orang Pemandang, ialah kerbau persembahan orang
Pakis dahulu dibelinya. Karna kerbau yang
yang dipersembahkan itu tiadalah dipotong, hanyalah dikembalikan, dan diganti
dengan uang Enam Rial. Itulah yang dinamakan orang Kerbau Kurus. Sebab
namanya saja memotong kerbau tetapi hanyalah menerima uang Enam Rial saja.
Demikianlah halnya Kampung Pakis dan Pemandang waktu diangkat oleh Yang
Dipertuan Besar nama GOEDIMAT.
Sekarang Pemandang telah berubah
menjadi Desa Pemandang Kec. Rokan IV Koto Kabupaten Rokan Hulu, RIAU.
sumber: https://ajiramiazawa.wordpress.com/2010/10/28/asal-usul-kampung-pemandang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar